Anak Telat Menikah, Bagaimana Menyikapinya?
Sumber: Freepik.com

Parenting / 21 July 2023

Kalangan Sendiri

Anak Telat Menikah, Bagaimana Menyikapinya?

Lois Official Writer
13412

Setelah mempunyai anak dan membesarkannya hingga diapun siap membina keluarga baru, biasanya orangtua akan mendesak anak untuk segera menikah. Namun nyatanya, sang anak tak kunjung juga memperkenalkan pasangannya, apalagi menikah. Sebenarnya apa penyebabnya dan bagaimana harus menyikapinya?

1. Harapan Untuk Menikah

Setiap anak yang sudah dalam usia siap menikah, pasti punya harapan untuk menikah. Sedikit sekali yang sejak awal meyakini bahwa Tuhan memanggil mereka untuk hidup lajang. Hal ini perlu disadari oleh setiap orang tua. Jadi, sebagai orangtuanya, Anda harus memahami bahwa anak Anda ingin menikah, namun entah mengapa sepertinya dia memang belum menemukan pasangan yang sepadan baginya.

 

Baca Juga: 4 Cara Keluarga Berperan dalam Mendukung Anak Usia 30an Menghadapi Tantangan Hidup 

 

2. Berdoalah Baginya

Berdoalah untuk anak Anda. Dia butuh dukungan doa yang dapat memberikan kekuatan kepadanya. Lakukan doa bersama-sama, minta kepada Tuhan agar diberikan yang terbaik.

 

3. Jangan Ditekan

Makin menanjak usia, makin besar tekanan yang harus dia hadapi mengenai pernikahan, apalagi jika dia belum juga mempunyai pacar. Dari dirinya sendiri pun akan merasakan tekanan itu. Jika ditambah dengan tekanan dari Anda, maka tentu akan membuatnya depresi. Daripada menekan dirinya untuk segera menikah, cobalah bicarakan dari hati ke hati dan berikan masukan-masukan lewat pengalaman Anda dalam berumah tangga.

 

Yang Perlu Anda Ketahui

Tekanan anak yang belum menikah dibagi dalam tiga masa yaitu:

  • Masa pertama ketika masih remaja, dimana banyak teman yang berpacaran namun dia sendiri belum punya pacar. Tekanan ini relatif ringan karena dia masih muda dan harapannya masih banyak.

  • Masa kedua yaitu sekitar usia 25-40 tahun, dimana teman mulai menikah satu per satu. Setiap pernikahan teman makin membuatnya tertekan dan malu. Pada masa ini harapan untuk menikah masih ada meski makin berkurang seiring bertambahnya usia.
  • Masa ketiga yaitu masa di atas 40 tahun, dimana dia meyakini bahwa besar kemungkinannya dia tidak akan menikah. Tekanan terbesar di sini adalah perasaan bahwa dia tidak diminati. Pada masa ini, dia tidak berhasil berdamai dengan dirinya dan dia terus hidup dibayang-bayangi rasa malu dan tidak berharga. Yang paling berat adalah pernikahan adik-adiknya.

Walaupun setiap orang berbeda, namun ketiga tekanan ini akan dirasakan. Rasa kesepian dan tidak berharga sedikit banyak akan menghantui. Rasa kekosongan dan ingin punya anak pun akan mendera.

Anda sebagai orangtuanya, sedikit banyak pun harus mengerti hal ini. Tuntun mereka, dan berikan semangat buat mereka.

 

Baca Juga: Sering Ditanya “Kapan Nikah” di Usia 30-an? Ini 4 Cara Pintar Meresponnya

 

4. Sama-Sama Mencari Jalan Keluar

Jangan biarkan anak merasa kesepian sendirian, ajaklah anak bertukar pikiran dan membuka hati. Jika memang dia mendambakan pasangan, cobalah lihat kriteria apa yang membuatnya sulit mendapatkan pasangan yang sepadan. Mungkin memang kriteria yang dia tetapkan terlalu tinggi, tapi bisa juga karena faktor lingkungan. Setelah itu, cobalah untuk mencari jalan keluarnya bersama-sama.

Tapi, apapun kondisi anak Anda, sudah seharusnya Anda sebagai orangtua memberikan masukan dan kata-kata motivasi. Hal ini lebih berguna dibandingkan Anda terus memaksakan kehendak dan keinginan yang belum bisa dipenuhinya.

Sumber : jawaban.com-telaga.org by lois ho/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami